Minggu, 12 Juni 2011

Sarangeul Yuji part 2

Aku menekan bel beberapa kali. Heechul hyung membuka pintu dengan wajah masam.

"Kenapa tidak besok saja pulangnya?" ujarnya ketus.

"Mianhae, oppa. Aku tidak akan mengulanginya." ujarku.

"Bagaimana kalau umma dan appa tiba-tiba pulang?" tanyanya dengan wajah kesal. Aku menunduk. Dia menarikku ke dalam dan menutup pintu.

"Mengertilah sedikit. Appa dan Umma tidak di rumah. Kalau mereka datang dan kau tidak ada apa yang harus aku katakan?" ujarnya melunak.
Appa mengalami kecelakaan bulan lalu, Umma membawanya ke New Zealand dalam rangka penyembuhan dan untuk ketenangannya. Jadi aku tinggal berdua saja dengan Heechul oppa. Itulah kenapa dia sangat mengkhawatirkanku.

"Pergilah tidur." ujarnya. Aku mengangguk lalu pergi menuju kamarku di lantai atas. Ponselku berdering. Joong Ki oppa.

"Yeoboseo.." ujarku.

"Yoo Jin-ah, apa kau sudah sampai rumah?" tanyanya.

"Ne oppa." ujarku.

"Mianhae, aku tidak bisa mengantarmu pulang, dan aku sudah mengacaukan kencan kita." ujarnya.

"Tidak apa-apa oppa. Masih ada waktu lain. Kita bisa pergi kapan pun kau mau." ujarku.

"Kau memang yang terbaik. Gomawo karna sudah mencintaiku." ujarnya. Aku tertawa pelan.

"Saranghaeyo oppa." ujarku.

"Calcayo." ujarnya. Aku lalu mematikan hpku. Aku menatap foto Joong Ki oppa yang ada di atas meja belajarku. Aku menatapnya sedih. Oppa, apa Ji Yeon menyukaimu?

____
Heechul oppa sudah berangkat pagi-pagi sekali. Mungkin dia sedang ada job dengan Hong Ki. Aku memandangi dapur yang rapi dan jarang tersentuh itu. Hanya ada bungkus mie instan di meja dapur. Mungkin oppa hanya memakan mie instan. Aku mengambil ponselku dari saku dan menghubunginya.

"Mwo?" tanyanya.
"Oppa apa oppa sudah sarapan?" tanyaku.
"Jangan ganggu aku, aku sedang sibuk." dia langung mematikan hpnya. Aku mengantongi ponselku dengan kecewa. Mungkin dia memang sedang tidak ingin di ganggu. Aku kembali ke kamar mengambil tas dan mantelku. Mungkin heechul oppa akan senang kalau aku memasak untuknya. Ketika aku membuka pintu aku terkejut. Joong Ki berdiri tepat di depan pintu.

"Oppa....!!" seruku.

"Odika?" tanyanya.

"Supermarket." ujarku. Dia langsung menggenggam tanganku dan berjalan menuju mobilnya yang terparkir di depan rumah.

"Oppa ada perlu apa sepagi ini datang ke rumahku?" tanyaku.

"Aku merindukanmu." ujarnya sambil tersenyum manis.

"Jinjja?"
Dia mengangguk.

"Aku tidak pernah berbohong padamu kan?"

"Oppa tidak biasanya bilang begitu." ujarku tersipu.

"Hyak! Kau berani meragukan oppamu ini?"

"Aniyo. Aku tidak biasa mendengarmu bilang begitu."

"Namja itu perlu memberi kejutan pada seorang Yeoja." terangnya.

"Bagaimana dengan Ji Yeon semalam? Kau mengantarnya dengan selamat kan?" tanyaku.

"Aku ingin sekali mendorongnya keluar di tengah jalan dan mengambilmu dari Seung Ho..!"

"Omo! Kau kejam oppa." ujarku sambil tersenyum.

"Aniyo, dia hanya mengganggu hubungan kita. Kau tau berapa lama aku berusaha mendapatkanmu?" tanyanya. Aku menggeleng.

"Dua bulan. Itu waktu yang sangat lama. Aku hanya bisa menggigit jari melihatmu dengan namja lain. Dan sekarang saat hubungan kita berjalan baru 2 minggu, Ji Yeon datang mengganggu hubungan kita." ujarnya. Aku menatapnya sedih. Benarkah dia mencintaiku sampai seperti itu?

Kami tiba di Supermarket. Joong Ki oppa membantuku membeli barang-barang. Kemudian kami pulang dan memasak bersama. Dia terlihat senang.

"Ah, masakanmu benar benar nomor satu buatku." ujarnya sambil mencicipi masakanku.

"Umma oppa akan marah kalau mendengar itu." ujarku.

"Aniyo. Umma kan tidak disini. Umma pasti senang kalau anaknya punya istri sepertimu." ujarnya lalu duduk di kursi.

"Aish, oppa. Oppa terlalu berlebihan." aku menghidangkan teh ginseng untuknya. Lalu menyiapkan sarapan pagi untuk kami.

"Setelah ini apa yang akan kita lakukan?" tanyanya sambil menikmati sarapannya.

"Aku tidak punya rencana. Oppa saja yang menentukan." ujarku sambil memperhatikannya makan.

"Kenapa kau tidak makan? Buka mulutmu. Aaaa." Joong Ki mengarahkan sumpitnya ke mulutku. Aku menuruti perintahnya dan tersenyum.

"Rasanya aku ingin kita setiap hari seperti ini."

Aku hanya memandanginya. Benarkah itu yang kau inginkan oppa?

"Bagaimana dengan appamu?" tanyanya.

"Aku belum menghubungi mereka. Biasanya Umma yang menghubungi Heechul oppa." ujarku.

"Sehabis ini ayo kita jalan-jalan." tawarnya.

"Baiklah." ujarku sambil segera menghabiskan sarapanku.

Setelah mencuci piring dan membereskan rumah, kami berdua berjalan berkeliling kota Seoul yang terasa dingin. Joong Ki oppa merangkulku sepanjang jalan dan menggenggam tanganku. Hangat. Kami mengunjungi banyak tempat kali ini. Mengambil banyak foto kemudian makan siang di Restoran Itali. Kemudian Joong Oppa mengantarku pulang. Dia mengecup dahiku lalu pamit pulang. Aku melambaikan tanganku padanya.

Aku melihat Heechul oppa, Hong Ki oppa, dan Seung Ho berkumpul di ruang makan. Aku menganggukkan kepala lalu naik ke atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment anda ^^