Fanfic Nothing Better Than You
Casting:
> Kwon Soo Hye
> Lee Gi Kwang Beast
> Hyun Seung Beast
> Doojoon Beast
> IU as Lee Ji Eun
genre> romance
___
Seperti biasanya Gi Kwang akan berdiri di depan pagar rumahku dengan tampang sedikit kesal. Tapi tetap saja itu sangat cute bagiku.
"Kau terlambat 5 menit." ujarny. Ah, sahabatku yg satu ini. Aku tersenyum.
"Mianhae."
"Ayo." dia menarikku. Kami sedikit berlari menuju halte, menaiki bus ke arah sekolah kami dan duduk di bangku paling belakang.
Dia menatapi wajahku yg kelelahan.
"Ada apa?" tanyaku.
"Kau tidak sarapan lagi?" tanyanya. Aku menggeleng.
"Aish, kau ini. Apa tidak sempat memakan satu potong roti saja?"
"Aku tidak punya roti di rumah." ujarku.
"Kau bisa memakan apa saja kan?"
"Aku tidak berselera sama sekali." ujarku.
"Pantas saja tubuhmu itu kurus sekali." ujarnya.
Aku hanya tersenyum.
Begitu sampai di sekolah, dia menyeretku ke kantin, memesan makanan dan memaksaku untuk memakannya.
"Kau harus menghabiskannya sebelum bel berbunyi." ujarnya.
Lagi-lagi dia begitu. Memantauku secara berlebihan. Ya, karna perhatiannya inilah aku menyukainya, menyukai sahabatku sendiri. Setelah menghabiskan makananku, kami menuju kelas masing-masing. Dia lebih tua satu tahun dariku. Tapi kami lebih senang untuk mengakrabkan diri dengan menyebut nama masing-masing.
"Tunggu aku pulang nanti." ujarnya.
"Baiklah." ujarku.
____
Seperti biasa kami akan mampir ke toko kaset untuk membeli beberapa film baru sebelum pulang ke rumah.
"Ayo kita makan dulu setelah ini." ajaknya.
"Aku tidak lapar." ujarku.
"Ya! Apa kau tidak akan pernah makan tanpa di paksa?" tanyanya.
"Iya, iya, aku akan makan. Kau tampak jelek sekali kalau marah seperti itu." ujarku. Dia melingkarkan lengannya ke leherku.
"Aku akan membunuhmu seperti ini kalau kau tidak makan." ujarnya.
Aku tertawa.
"Aku yakin kau tidak akan bisa melakukannya." ujarku.
"Ah sudahlah. Ayo kita pergi."
Kami memilih sebuah restoran kecil.
"Apa kau pernah jatuh cinta?" tanyanya.
Aku menatapnya bingung.
"Apa maksudmu?" tanyaku sedikit gugup. Tentu saja. Saat ini aku sedang jatuh cinta padamu. Bukan sedang, tapi aku memang sangat mencintaimu. Bahkan sejak aku menjadi tetanggamu tiga tahun yg lalu.
"Hey, ayolah. Apa kau tidak mau menceritakannya padaku?"
"Ya! Apa yg sebenarnya kau inginkan?" aku balik bertanya. Dia tersenyum lucu.
"Aku menyukai teman sekelasmu." ujarnya.
Deg. Aku terkejut. Ada perasaan nyeri di dadaku. Tapi aku berusaha menahannya dengan tersenyum.
"Benarkah? Pada siapa? Cepat ceritakan padaku." ujarku.
"Dia sangat manis dan lucu."
Aku menebak-nebak siapa yeoja yg dibicarakannya.
"Dia Lee Ji Eun." ujarnya.
Aku tersenyum. Ji Eun, dia memang cantik dan populer.
"Kau ingin membantuku?"
"Membantu apa?" tanyaku.
"Mengatur supaya kami bersama." ujar Gi Kwang.
"Baik." aku kembali tersenyum.
"Huwah, gomawo Soo Hye-ah. Aku yakin aku bisa mengandalkanmu." ujarnya.
Aku cepat-cepat menghabiskan makananku. Rasanya saat ini aku ingin menangis. Mataku berkaca-kaca.
"Nanti malam ayo kita nonton di rumahku." ujarnya. Aku tersenyum dan mengangguk.
"Ada apa? Matamu berair. Apa mienya terlalu pedas?" tanyanya. Dia mengambil sendok dan mencicipi sisa mieku.
"Ah, iya. Mungkin ini terlalu pedas bagimu. Kau mau aku memesankannya lagi?"
"Aniyo. Aku sudah cukup kenyang." ujarku.
"Kita langsung pulang saja." ujarnya. Aku mengangguk.
___
Aku termenung di depan komputerku. Mengabaikan tugas yg dari tadi belum ku kerjakan.
Perlahan airmataku menetes. Rasa nyeri itu masih terasa di hatiku. Ternyata dia hanya sekedar perhatian, tidak ada rasa samasekali. Aku memeluk kedua kakiku dan menangis sedih. Aku tidak apa-apa. Aku tidak boleh menangis seperti ini. Anggap saja ini luapan rasa cintaku pada Gi Kwang.
Ada sebuah pesan masuk.
'Aku menunggumu. Kau akan menonton film-nya bersama denganku kan?'
Aku menghapus airmataku dan membalas pesan dari Gi Kwang itu.
'Ye. Aku akan datang setelah tugasku selesai.'
'Kau bisa membawanya kesini supaya aku bisa membantumu.'
'Apa aku harus membawa komputer beserta mejanya kesana juga?'
'Ya! Alasanmu terlalu banyak. Cepatlah kemari. Aku akan memasak pop corn supaya kau mau datang.'
Aku meletakkan ponselku di meja belajarku.
"Ayo kita makan." tiba-tiba Umma membuka pintu kamarku begitu saja. Aku mengangguk.
"Ne umma."
Aku langsung menuju meja makan. Ada Appa yg sedang menonton berita dari tv yg ada di dapur. Aku membantu Umma mengangkat piring ke meja.
"Mianhae Umma, aku tidak membantumu memasak sore ini."
"Gwaenchana. Yg perlu kau lakukan hanya belajar. Urusan dapur itu tanggung jawab Umma." ujar Umma.
"Setelah makan malam aku ingin ke rumah Gi Kwang." ujarku.
Casting:
> Kwon Soo Hye
> Lee Gi Kwang Beast
> Hyun Seung Beast
> Doojoon Beast
> IU as Lee Ji Eun
genre> romance
___
Seperti biasanya Gi Kwang akan berdiri di depan pagar rumahku dengan tampang sedikit kesal. Tapi tetap saja itu sangat cute bagiku.
"Kau terlambat 5 menit." ujarny. Ah, sahabatku yg satu ini. Aku tersenyum.
"Mianhae."
"Ayo." dia menarikku. Kami sedikit berlari menuju halte, menaiki bus ke arah sekolah kami dan duduk di bangku paling belakang.
Dia menatapi wajahku yg kelelahan.
"Ada apa?" tanyaku.
"Kau tidak sarapan lagi?" tanyanya. Aku menggeleng.
"Aish, kau ini. Apa tidak sempat memakan satu potong roti saja?"
"Aku tidak punya roti di rumah." ujarku.
"Kau bisa memakan apa saja kan?"
"Aku tidak berselera sama sekali." ujarku.
"Pantas saja tubuhmu itu kurus sekali." ujarnya.
Aku hanya tersenyum.
Begitu sampai di sekolah, dia menyeretku ke kantin, memesan makanan dan memaksaku untuk memakannya.
"Kau harus menghabiskannya sebelum bel berbunyi." ujarnya.
Lagi-lagi dia begitu. Memantauku secara berlebihan. Ya, karna perhatiannya inilah aku menyukainya, menyukai sahabatku sendiri. Setelah menghabiskan makananku, kami menuju kelas masing-masing. Dia lebih tua satu tahun dariku. Tapi kami lebih senang untuk mengakrabkan diri dengan menyebut nama masing-masing.
"Tunggu aku pulang nanti." ujarnya.
"Baiklah." ujarku.
____
Seperti biasa kami akan mampir ke toko kaset untuk membeli beberapa film baru sebelum pulang ke rumah.
"Ayo kita makan dulu setelah ini." ajaknya.
"Aku tidak lapar." ujarku.
"Ya! Apa kau tidak akan pernah makan tanpa di paksa?" tanyanya.
"Iya, iya, aku akan makan. Kau tampak jelek sekali kalau marah seperti itu." ujarku. Dia melingkarkan lengannya ke leherku.
"Aku akan membunuhmu seperti ini kalau kau tidak makan." ujarnya.
Aku tertawa.
"Aku yakin kau tidak akan bisa melakukannya." ujarku.
"Ah sudahlah. Ayo kita pergi."
Kami memilih sebuah restoran kecil.
"Apa kau pernah jatuh cinta?" tanyanya.
Aku menatapnya bingung.
"Apa maksudmu?" tanyaku sedikit gugup. Tentu saja. Saat ini aku sedang jatuh cinta padamu. Bukan sedang, tapi aku memang sangat mencintaimu. Bahkan sejak aku menjadi tetanggamu tiga tahun yg lalu.
"Hey, ayolah. Apa kau tidak mau menceritakannya padaku?"
"Ya! Apa yg sebenarnya kau inginkan?" aku balik bertanya. Dia tersenyum lucu.
"Aku menyukai teman sekelasmu." ujarnya.
Deg. Aku terkejut. Ada perasaan nyeri di dadaku. Tapi aku berusaha menahannya dengan tersenyum.
"Benarkah? Pada siapa? Cepat ceritakan padaku." ujarku.
"Dia sangat manis dan lucu."
Aku menebak-nebak siapa yeoja yg dibicarakannya.
"Dia Lee Ji Eun." ujarnya.
Aku tersenyum. Ji Eun, dia memang cantik dan populer.
"Kau ingin membantuku?"
"Membantu apa?" tanyaku.
"Mengatur supaya kami bersama." ujar Gi Kwang.
"Baik." aku kembali tersenyum.
"Huwah, gomawo Soo Hye-ah. Aku yakin aku bisa mengandalkanmu." ujarnya.
Aku cepat-cepat menghabiskan makananku. Rasanya saat ini aku ingin menangis. Mataku berkaca-kaca.
"Nanti malam ayo kita nonton di rumahku." ujarnya. Aku tersenyum dan mengangguk.
"Ada apa? Matamu berair. Apa mienya terlalu pedas?" tanyanya. Dia mengambil sendok dan mencicipi sisa mieku.
"Ah, iya. Mungkin ini terlalu pedas bagimu. Kau mau aku memesankannya lagi?"
"Aniyo. Aku sudah cukup kenyang." ujarku.
"Kita langsung pulang saja." ujarnya. Aku mengangguk.
___
Aku termenung di depan komputerku. Mengabaikan tugas yg dari tadi belum ku kerjakan.
Perlahan airmataku menetes. Rasa nyeri itu masih terasa di hatiku. Ternyata dia hanya sekedar perhatian, tidak ada rasa samasekali. Aku memeluk kedua kakiku dan menangis sedih. Aku tidak apa-apa. Aku tidak boleh menangis seperti ini. Anggap saja ini luapan rasa cintaku pada Gi Kwang.
Ada sebuah pesan masuk.
'Aku menunggumu. Kau akan menonton film-nya bersama denganku kan?'
Aku menghapus airmataku dan membalas pesan dari Gi Kwang itu.
'Ye. Aku akan datang setelah tugasku selesai.'
'Kau bisa membawanya kesini supaya aku bisa membantumu.'
'Apa aku harus membawa komputer beserta mejanya kesana juga?'
'Ya! Alasanmu terlalu banyak. Cepatlah kemari. Aku akan memasak pop corn supaya kau mau datang.'
Aku meletakkan ponselku di meja belajarku.
"Ayo kita makan." tiba-tiba Umma membuka pintu kamarku begitu saja. Aku mengangguk.
"Ne umma."
Aku langsung menuju meja makan. Ada Appa yg sedang menonton berita dari tv yg ada di dapur. Aku membantu Umma mengangkat piring ke meja.
"Mianhae Umma, aku tidak membantumu memasak sore ini."
"Gwaenchana. Yg perlu kau lakukan hanya belajar. Urusan dapur itu tanggung jawab Umma." ujar Umma.
"Setelah makan malam aku ingin ke rumah Gi Kwang." ujarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan coment anda ^^