___
Pagi ini aku cepat-cepat sarapan dan menunggu Gi Kwang di teras rumahku.
"Soo Hye-ah ayo kita pergi." serunya dari balik pagar rumahku. Aku membuka pintu pagar.
"Tidak biasanya kau secepat ini." ujarnya.
Aku hanya tersenyum.
"Ada apa denganmu hari ini? Kau sepertinya kurang sehat. Wajah pucat, mata bengkak, omo, apa yg kau lakukan semalaman?" tanyanya.
"Aku harus mengerjakan tugas sampai larut jadi waktu untuk tidur cuma sedikit." ujarku berbohong. Sebenarnya aku menangis semalaman.
"Ayo kita berangkat." dia merangkulku berjalan menuju halte. Aku melepas rangkulannya.
"Wae?"
"Aku tidak mau Ji Eun salah paham melihat kita seperti ini." ujarku.
"Gwaenchana. Aku sudah memberi tau padanya kalau kau sudah ku anggap nae dongsaeng. Lagipula ini masih di lingkungan sekolah kita." ujarnya. Aku tersenyum getir. Dongsaeng. Ternyata hanya itu artiku baginya.
Kami duduk di bangku paling belakang bus.
"Aku dan Ji Eun sudah berpacaran." ujar Gi Kwang sambil tersenyum cute. Wajahnya sangat ceria. Aku hanya menatap Gi Kwang.
"Aku tidak menyangka bisa secepat ini tapi aku senang karna ternyata dia menyukaiku juga."
Aku hanya tersenyum.
"Chukae." ujarku.
"Apa kau punya seseorang yg kau sukai juga? Aku pasti akan membantumu." ujarnya sambil menyikut bahuku dengan bahunya.
"Ah, aniyo. Aku tidak menyukai siapapun." mana mungkin aku bilang padanya kalau aku menyukainya.
"Jinjja? Apa kau tidak percaya denganku? Aku benar-benar bisa membantumu."
"Lupakan. Lebih baik kau fokus saja pada hubunganmu dengan Ji Eun." ujarku.
"Ya! Ada apa denganmu? Kau tidak bersemangat hari ini. Apa ada masalah?" tanyanya.
Aku menggeleng.
Bus berhenti di halte. Kami berdua turun. Ji Eun ternyata sudah menunggu.
"Oppa!" serunya dengan manis. Gi Kwang menyambutnya.
"Apa kau sudah lama?" tanya Gi Kwang. Dia merangkul Ji Eun erat.
"Aniyo. Baru saja." ujar Ji Eun.
Mereka meninggalkanku sendirian. Aku melangkah dengan sedih.
Saat masuk ke kelas, terjadi kehebohan. Beberapa yeoja memberitahuku tentang hubungan Gi Kwang dan Ji Eun. Ternyata seisi sekolah sudah tau kalau Gi Kwang berpacaran dengan Ji Eun. Dan mereka menyerbu Ji Eun yg masuk dengan tampang ceria. Mereka mengerumuni Ji Eun seperti artis saja (emang artis kali ea hehehe). Memberi Ji Eun beberapa pertanyaan. Ji Eun menceritakan hubungannya dengan Gi Kwang dengan wajah ceria. Tentu saja dia bangga menjadi pacarnya Gi Kwang, namja paling cute satu sekolah ini. Aku tidak yakin dia benar-benar menyukai Gi Kwang. Aku mengambil notesku dan pergi ke perpustakaan.
Perpustakaan sepi. Hanya ada beberapa yeoja yg sibuk membaca buku dan nona penjaga perpustakaan. Aku menuju rak buku paling belakang dan bersandar di dindingnya. Ku perhatikan halaman sekolah dari kaca jendela perpus. Beberapa yeoja datang dengan namjachingu-nya. Aku menunduk sedih.
Ibu Min memberikan tugas terakhir sebelum pulang.
"Kalian harus menyelesaikan makalah tentang lingkungan hidup dan mengumpulkan buku resensinya paling sedikit 3 buah. Ibu beri waktu 2 hari. Harap kalian kerjakan dengan baik." ujar Ibu Min.
"Baik." ujar kami.
Ibu Min keluar. Kami sibuk menyusun buku-buku.
Aku melihat Gi Kwang berdiri di depan pintu kelasku. Dia menyambut Ji Eun. Mereka pulang bersama. Sakit rasanya melihat orang yg kita sukai bersama dengan orang lain. Biasanya dia akan berdiri di pintu kelasku untuk mengajakku pulang bersama-sama, tapi kini aku di abaikan. Ya, cepat atau lambat Gi Kwang pasti akan melupakanku.
Aku melangkah dengan lelah menuju halte. Tiba-tiba beberapa orang yeoja menghadangku. Aku tau mereka seangkatan dengan Gi Kwang.
"Ada apa?" tanyaku pada mereka.
"Jadi kau orangnya."
"Apa maksud kalian?" tanyaku bingung.
Seorang yeoja menarik rambutku.
"Kau tau berapa orang yg patah hati karna ulahmu?"
"Tolong lepaskan. Aku benar-benar tidak tau apa maksud kalian." ujarku.
"Kami bisa terima kau pulang dan pergi dengan Gi Kwang karna dia menganggapmu sebagai adiknya. Tapi kami tidak bisa terima jika Gi Kwang berpacaran dengan Ji Eun. Dan kami semakin tidak terima begitu kami tau kaulah yg menghubungkan mereka. Hampir yeoja seisi sekolah ini menyukai Gi Kwang. Sekarang apa kau sudah bisa menghitung berapa orang yg patah hati karna ulahmu."
Mereka menendangku beramai-ramai. Menarik rambutku. Mengoyak buku-bukuku.
"Mianhaeyo. Mianhaeyo." rintihku.
Mereka tidak mempedulikan perkataanku. Bahkan mereka makin memukuliku. Aku menangis. Badanku terasa sakit semua.
"Ya! Apa yg kalian lakukan padanya?" aku menoleh. Hyun Seung oppa menatap mereka dengan wajah kesal. Dia membantuku berdiri.
"Apa dia melakukan kesalahan pada kalian?" tanya Hyun Seung marah.
"Apa karna Gi Kwang berpacaran dengan Ji Eun kalian jadi menyalahkan Soo Hye? Yg kalian serang itu seharusnya Ji Eun bukan Soo Hye."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan coment anda ^^