Senin, 12 September 2011

Fanfic Nothing Better Than You part 2Fanfic Nothing Better Than You part 2

"Apa kau sudah mengerjakan tugasmu?"

aku menggeleng.

"Aku akan memintanya mengajariku."

"Jangan sampai terlalu larut." ujar Appa.

"Ye Appa."

___
Aku memencet bel rumah Gi Kwang. Doojoon oppa yg membukanya. Aku mengangguk dengan gugup. Aku sedikit segan sama oppa yg satu ini. Dia agak pendiam dan berbeda dengan adiknya Gi Kwang. Dan kami jarang berbicara.

"Gi Kwang sudah menunggumu. Mari masuklah." ujarnya.

Aku mengangguk.

Doojoon oppa mengantarku ke ruang tengah.

"Nontonlah dulu. Gi Kwang sedang memasak di dapur." ujarnya.

"Ye oppa. Gomawo." ujarku.

Dia duduk di seberangku.

"Kau membawa apa?" tanyanya.

"Ini cuma tugas dari sekolah." ujarku.

"Coba aku lihat." ujarnya.

Aku memberikan buku tugasku.

"Tugas bahasa Inggris?" tanyanya. Aku mengangguk.

"Sebentar." dia kemudian naik ke lantai atas lalu kembali dengan membawa setumpuk buku. Aku terkejut melihatnya.

"Ini beberapa buku panduan belajar bahasa Inggris dan catatanku sewaktu kelas 2. Kau bisa mencarinya disini."

"Gomawo oppa." ujarku dengan canggung.

Aku mulai mengerjakan tugasku dengan bantuannya. Ah, ternyata Doojoon oppa orang yg menyenangkan.

Bel berbunyi. Doojon oppa membukakan pintu. Seorang namja berambut merah masuk sambil menyapa Doojoon. Sepertinya dia kakak kelasku, temannya Gi Kwang.

"Anyeong haseo, apa Gi Kwang ada?" tanyanya.

Gi Kwang berlari dari arah dapur masih menggunakan celemek.

"Hyun Seung-ah, kau sudah datang. Masuklah. Aku akan bergabung sebentar lagi." ujarnya.

Doojoon dan Hyun Seung duduk di dekatku.

"kau adik kelas kami yang sering bersama Gi Kwang kan?" tanya Hyun Seung.

Aku mengangguk.

"Ye, naneun Soo Hye imnida." ujarku.

Gi Kwang datang dari dapur sambil membawa semangkuk besar pop corn.

"Omo, Soo Hye-ah, kau sudah datang?" tanya Gi Kwang dengan tampang shock yg cute.

"Aish, kau jahat sekali. Dia sudah setengah jam disini." ujar Doojoon oppa.

"Aku sudah datang. Apa aku boleh pulang sekarang?" tanyaku.

"Andwae, andwae. Aku benar-benar tidak tau kalau kau sudah datang." ujarnya.

"Aku cuma bercanda." ujarku.

Gi Kwang menarikku ke dapur.

"Ayo kau bantu aku membawa soft drink-nya." ajaknya.

Kami menonton sambil mengobrol. Gi Kwang usil dan mulai melempari kami dengan pop corn-nya. Sedangkan Doojoon oppa, dia meminum semua soft drink yg ada, bahkan punyaku juga. Gi Kwang memarahinya.

"Ya! Hyung, bukankah aku sudah memberikan bagianmu? Kenapa kau minum bagian kami juga."

Doojoon menatap Gi Kwang dengan tampang innocent.

"Benarkah?" kemudian dia meneguk habis soft drink milik Gi Kwang.

___
Ji Eun duduk di depanku dengan tampang penuh tanda tanya.

"Ada apa? Kau tidak pernah mengajakku berbicara seperti ini sebelumnya." tanyanya.

"Kau tau Gi Kwang-ssi?" tanyaku.

"Kakak kelas yg sering pergi denganmu itu?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Dia.. Dia menyukaimu." ujarku. Suaraku sedikit bergetar.

"Jinjja?" tanyanya tidak percaya.

Aku mengangguk lagi.

"Aku pikir kalian berpacaran. Omona, oppa cute itu menyukaiku?" dia senyum-senyum sendiri. Ini sudah bisa di pastikan. Semua yeoja juga ingin berpacaran dengannya.

"Terus, apa dia mengatakan sesuatu?"

"Dia ingin mengajakmu kencan. Mungkin sepulang sekolah ini." ujarku.

"Huwah, omona, apa yg harus aku lakukan? Baiklah, aku akan pergi dengannya. Soo Hye-ah, gomawo." ujarnya. Dia kemudian berjalan ke bangkunya dengan senyum senang. Aku menunduk sedih. Aku tidak mungkin bisa bahagia jika aku sendiri yg mengorbankan diriku untuk kebahagiaan mereka. Tapi aku akan mencoba menjadi orang yang tulus.

___
Aku melambaikan tanganku pada Gi Kwang dan Ji Eun yg naik ke bus.

"Soo Hye-ah, kau pulang sendiri saja ya."

"Ye, semoga sukses." ujarku. Dia mengedipkan sebelah matanya.

"Pasti." ujarnya.

Bus melaju meninggalkan aku sendirian di halte. Aku menunduk sedih. Airmataku menetes lagi. Ah, kenapa aku jadi berubah cengeng seperti ini.

Aku duduk di halte sendirian.

"Belum pulang?" seseorang menyapaku. Aku menoleh dan cepat-cepat menghapus airmataku.

"Oh, Hyun Seung oppa. Belum. Aku menunggu bus." ujarku.

"Masih pukul 8, mau ikut denganku?"

"Odi?" tanyaku.

"Makan." ujarnya.

"Mianhae, aku banyak tugas hari ini." tolakku.

"Baiklah. Lain kali kau mau pergi denganku kan?" tanyanya.

"Ye oppa." ujarku.

"Kalau begitu aku akan menemanimu sampai busmu datang."

"Ah, andwae. Nanti oppa bisa terlambat pulang ke rumah." ujarku.

"Tidak apa." ujarnya.

Kami terdiam beberapa menit.

"Sejak kapan kalian menjadi akrab seperti ini?" tanyanya.

"Nugu?"

"Kau dan Gi Kwang."

"Sejak tiga tahun yg lalu."

"Banyak yg mengira kalian punya hubungan khusus." ujarnya.

"Aniyo. Kami hanya bersahabat. Busku sudah datang. Oppa, mianhae, aku pulang duluan." ujarku.

"Ye, hati-hatilah." ujarnya. Aku mengangguk.

Aku menangis di dalam bus. Patah hati itu sangat menyakitkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment anda ^^