Minggu, 18 September 2011

Fanfic Nothing Better Than You part 7Fanfic Nothing Better Than You part 7

___
Aku datang ke sekolah dengan lelah. Tugas itu belum selesai juga. Akhirnya aku mengorbankan makalahku untuk Ji Eun. Mau gimana lagi, aku benar-benar sangat lelah.

"Anyeong haseo Soo Hye-ah." Hyun Seung oppa menyapaku dengan suaranya yg lembut. Aku tersenyum manis. Aku sangat menyukai suaranya yg khas. Seperti mengandung semangat.

"Ne anyeong haseo oppa." ujarku.

"Bagaimana dengan makalahmu?"tanyanya.

"Belum selesai."

"Benarkah?" tanyanya.

"Sebenarnya sudah selesai. Tapi Gi Kwang menyuruhku mengerjakan tugas Ji Eun. Karna tugas Ji Eun belum selesai jadi aku berikan saja tugasku untuknya."

"Mwo? Kau kan sudah mengerjakannya dengan susah payah kenapa diberikan kepada orang lain begitu saja."

"Aku merasa tidak enak pada Gi Kwang." ujarku.

"Jam berapa tugasnya di serahkan?" tanyanya.

"Jam pertama." ujarku.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Hwaiting. Mudah-mudahan tidak terjadi hal yg tidak mengenakkan." ujarnya buru-buru pergi.

Ternyata harapan Hyun Seung oppa tidak terkabul. Ibu Min memarahiku karna tidak mengerjakan tugas dengan baik. Aku merasa sangat malu. Kemudian Ibu Min menyuruh teman-teman sekelasku untuk memukul kedua telapak tanganku dengan kayu yg selalu dibawanya untuk menghukum siswa. Setiap siswa mendapat jatah sebanyak 3 kali untuk setiap telapak tanganku. Dan mereka sepertinya tidak mengasihaniku. Mereka memukul dengan kerasnya seperti tidak ada beban di hati mereka. Aku meringis menahan pergi dari setiap pukulan yg mereka berikan. Telapak tanganku kini memerah. Aku melirik ke arah Ji Eun yg duduk dengan tenangnya.

Aku hampir menangis karna aku sudah tidak kuat lagi menerima pukulan. Apa aku harus berkorban seperti ini demi rasa cintaku pada Gi Kwang.

Tinggal dua orang lagi. Tanganku sudah benar-benar kaku dan terluka. Tapi aku tetap bertahan.

"Tunggu apa lagi. Cepat pukul." ujar Ibu Min memberi perintah kepada mereka.

Akhirnya hukumannya selesai juga. Aku mengibaskan tanganku dengan pedih. Akh, ini terasa sangat sakit sekali.

"Sekarang apa kau tau bagaimana rasanya? Apa semudah itu bagimu mengabaikan tugas yg diberikan gurumu?" tanya Ibu Min kesal.

"Jeoseohamnida. Aku tidak akan mengulanginya dan akan mengerjakan tugas dengan lebih baik lagi." ujarku dengan wajah menunduk.

"Sekarang keluarlah dan jangan masuk ke jam pelajaran ini selama seminggu." ujar Ibu Min.

Aku melangkah dengan gontai di sepanjang koridor sekolah. Airmataku menetes. Aku melihat kedua telapak tanganku yg kini membiru. Mungkin sangat sulit bagiku untuk menulis.

"Soo Hye-ah, apa yg terjadi? Kenapa kau diluar?" tanya Hyun Seung dengan nafas tersengal. Sepertinya dia habis berlari.

"Aku baru di hukum. Aku tidak di izinkan masuk ke pelajaran Ibu Min selama seminggu ini." ujarku sambil berusaha menghapus airmataku. Hyun Seung menarik tanganku dan melihat kedua telapak tanganku. "Kenapa bisa seperti ini?" tanyanya kaget.

Aku hanya tersenyum pahit.

"Pergilah ke ruang kesehatan, aku akan datang sebentar lagi." ujarnya lalu berlari menuju kelasku.

Aku tidak sempat mencegahnya. Aku tidak pergi ke ruang kesehatan. Aku menuju toilet dan menangis disana.

Mengapa begitu sulit bagiku menyukai seorang Gi Kwang?

Setelah aku merasa agak tenang, aku keluar dari toilet.

"Gwaenchana?" suara Hyun Seung mengejutkanku. Aku melihat wajahnya yg kelihatan sangat khawatir.

Aku mengangguk. Dia lalu mengajakku ke ruang kesehatan dan mengobati telapak tanganku.

"Masalahnya sudah selesai. Kau boleh masuk ke kelas Ibu Min Minggu ini." ujar Hyun Seung sambil sibuk mengoleskan krim penghilang rasa nyeri di telapak tanganku.

"Bagaimana bisa?" tanyaku heran

"Sebaiknya kau tanyakan saja pada Ibu Min." ujarnya sambil tersenyum.

"Aku tidak tau apa yg oppa lakukan tapi gomawo buat semuanya." ujarku.

"Ne dangsin doyo." ujarnya.

Ibu Min menemuiku di ruang kesehatan. Wajahnya tidak tegang seperti tadi.

"Mianhaeyo." ujarnya. Itu membuatku heran. Aku menatap ke arah Hyun Saeng dengan bingung.

"Kenapa kau tidak bilang kalau tugasmu tertinggal di bus?"

tertinggal? Di bus? Aku makin bingung.

"Untung Hyun Seung menemukannya kalau tidak mungkin nilai tugasmu semester ini akan rendah. Hm, jongmal mianhaeyo. Pukulan itu pasti terasa sangat sakit. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Dan satu lagi kau boleh masuk ke jam pelajaranku lusa. Istirahatlah." ujarnya.

"Gamsahamnida." ujarku sambil membungkukkan badan.

"Apa tanganmu sudah merasa baikan sekarang ?" tanyanya.

"Masih terasa sakit." ujarku.

"Kalau begitu permisi pulang saja. Biar aku yg akan mengantarnya. Kalau tanganmu sakit seperti itu pasti sangat sulit untuk menulis." ujarnya. Aku hanya mengangguk.

___
Hyun Seung oppa mengantarku sampai ke rumah setelah meminta surat izin dari sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment anda ^^