Minggu, 18 September 2011

Fanfic Nothing Better Than You part 5

Hampir 4 jam aku menunggu. Gi Kwang tidak juga datang. Jalanan agak sepi karna hujan masih turun dengan deras. Setengah jam kemudian dia meneleponku.

"Soo Hye-ah, aku baru pulang. Mianhae, aku tidak bisa datang karna tiba-tiba ada urusan dengan Ji Eun. Apa kau sudah pulang?" tanyanya.

"Ye, aku sedang berada di perjalanan." ujarku berbohong. Aku hampir menangis. Baru kali ini dia tidak menepati janjinya.

Aku berjalan pulang di tengah hujan deras. Aku merasa badanku makin terasa ngilu. Aku menangis di sepanjang jalan.

"walaupun aku menunggu sampai mati kamu tidak akan datang."

Gwaenchana. Naneun gwaenchana. Mencintai seseorang itu harus banyak berkorban.

Tiba-tiba seseorang memayungiku. Aku menoleh ke samping sambil mengerjapkan mataku yg pedih.

"Doojoon oppa." ujarku.

"Ayo kita pulang." ujarnya. Dia lalu menggenggam tanganku dan masuk ke dalam taksi yg di stop-nya.

"Gomawo." ujarku dengan canggung.

"Tidak perlu mengucapkan terima kasih." ujarnya. Dia melepas jaketny dan meletakkannya di bahuku.

"Kembalikan padaku setelah kau tidak membutuhkannya lagi." ujarnya sambil tersenyum. Ternyata senyumnya manis juga. Selama ini dia agak tertutup dan suka menyendiri.

Aku membalas senyumnya.

Dia tidak melihatku menangis kan? Tidak kan? Aku berharap dia tidak melihat betapa cengeng-nya aku ini.

Doojoon oppa mengantarku sampai di depan rumahku. Aku berkali-kali mengucapkan terimakasih lalu dia kembali ke rumahnya.

Aku memencet bel. Umma membuka pintu dan melongo melihatku. Aku hanya bisa menunduk.

"Kenapa bisa basah kuyup seperti ini?"

"Aku lapar Umma. Nanti saja ceritanya ya." ujarku dengan parau. Aku lalu berjalan menuju kamarku.

___
Aku berkali-kali bersin. Umma prihatin melihatku.

"Aigo, kenapa kau tidak menelepon Appamu dan memintanya menjemputmu?" ujar Umma mensesalkanku.

"Aku tidak ingin merepotkan Appa. Appa pasti sangat sibuk dengan pekerjaannya." ujarku.

"Sesibuk apapun anak itu lebih di utamakan." ujar Umma.

"Tetap saja aku tidak tega menyuruh Appa meninggalkan pekerjaannya hanya untuk menjemputku." ujarku sambil fokus mengetik tugas makalah yg belum kelar juga.

"Apa tugasnya harus selesai sekarang?" tanya Umma.

"Masih ada waktu satu hari lagi Umma. Tapi aku tidak mau menundanya, aku juga harus mengumpulkan beberapa buku resensi lagi." ujarku.

"Sebaiknya kau istirahat dulu. Kalau sudah agak baikan baru dilanjutkan. Uh, kalau seandainya Umma dulu ikut kursus komputer mungkin Umma yg sudah mengerjakan tugasmu."

Aku menghentikan tugasku lalu merangkul Umma dengan hangat yg duduk di sampingku.

"Perhatian yg Umma berikan padaku saja sudah cukup bagiku."

"Ya sudah lanjutkan tugasmu. Jangan lupa minum obatnya. Kalau perlu sesuatu panggil saja Umma." ujar Umma.

"Ye Umma. Calcayo." ujarku.

"Ne, jangan tidur terlalu malam." ujar Umma. Setelah Umma pergi aku cepat2 menyelimuti tubuhku yg menggigil.

___
"Soo Hye-ah." seseorang menepuk bahuku dari belakang saat aku menunggu bus di halte. Aku menoleh.

Gi Kwang menatapku dengan ekspresinya yg cute. Doojoon juga berdiri di sampingnya.

"Anyeong haseo oppa, tidak biasanya pergi dengan Gi Kwang. Odika?" tanyaku menyapa Doojoon oppa.

"Ne anyeong haseo. Ah, aku mau mengunjungi temanku yg sakit."

"Soo Hye-ah, kenapa kau malah menyapa Doojoon hyung? Aku cemburu." ujar Gi Kwang dengan ekspresi lucu.

"Ya! Sadarlah kesalahan apa yg kau lakukan padanya." ujar Doojoon oppa sambil menyikut lengannya.

"Aku tidak melakukan apapun. Apa aku berbuat salah padamu?" tanyanya padaku.

Aku menatap Doojoon dengan tatapan-tolong-jangan-bahas-masalah-yang-kemarin. Doojoon oppa sepertinya mengerti. Dia menyikut Gi Kwang.

"Hey, aku duluan. Jaga dia baik-baik. Soo Hye-ah, sampai nanti." ujar Doojon oppa lalu menyetop taksi dan pergi.

"Ya! Ada apa dengannya? Tadi dia bilang ingin naik bus saja, sekarang dia pergi dengan taksi. Apa dia gila? Semalam dia juga tiba-tiba pergi di saat hujan deras seperti itu." gumam Gi Kwang.

Aku menatap Gi Kwang.

"Memangnya Doojoon oppa kemarin kemana?" tanyaku.

"Aku tidak tau. Jaketnya juga menghilang. Ckckck, ya sudahlah. Itu dia bus kita sudah datang."

Aku terpaku. Jadi Doojoon oppa, apa dia semalam sengaja menjemputku?

"Tunggu," ujarku mencegah Gi Kwang naik ke atas bus.

"Wae?"

"Kenapa kau hari ini naik bus denganku? Apa kau tidak menjemput Ji Eun?" tanyaku.

Gi Kwang tersenyum. Manis sekali.

"Karna ada sesuatu yg ingin aku katakan padamu." ujarnya lalu naik.

"Sesuatu?" aku bingung.

"Aish, sampai kapan kau akan mematung seperti itu. Ayo naik." dia menarikku naik ke atas bus. Aku merasa jantungku berdegup kencang saat dia menggenggam tanganku erat. Dia memang sudah biasa menggenggam tanganku tapi baru kali ini aku merasa jantungku berdegup sangat kencang sampai-sampai aku hampir sulit bernafas dengan normal.

"Soo Hye-ah, apa kau mau membantuku?" tanyanya.

"Bantu apa?" tanyaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment anda ^^