Selasa, 20 September 2011

Fanfic Nothing Better Than You part 9

Aku segera ke kamarku, memilih sebuah dress berwarna biru muda lalu mengikat rambutku dgn rapi.

"Umma, aku pergi dulu." ujarku.

"Odiro?" tanya Umma.

"Pergi dgn Gi Kwang." ujarku.

"Ya sudah. Pulangnya jangan sampai malam. Dan jgn lupa makan siang."

"Ye Umma." aku segera keluar. Aku melirik ke jam tanganku. Hm, tdk sampai 10 menit. Aku menunggu di luar gerbang rumah Gi Kwang. Tak berapa lama Gi Kwang keluar dgn Ji Eun.

"Soo Hye-ah, mianhae. Ji Eun datang dan mengajakku pergi. Lain kali saja ya."

Aku mengangguk. Gi Kwang-ah, apa kau tidak liat betapa kecewanya aku? Lagi2 seperti ini.

"Gwaenchana. Aku akan pergi sendiri saja." ujarku senyum terpaksa.

"Anyeong." ujar Ji Eun lalu mereka pergi.

Aku melangkah dgn lemas menuju rumahku.

"Sangat sulit ketika aku mencintaimu, tak terjadi apapun bagaimanapun aku menginginkannya. Aku berjanji pada diriku utk berhenti mengusikmu"

"Soo Hye-ah," Doojoon oppa memanggilku.

"Ye oppa?"

"Mau pergi denganku?" tanyanya.

Aku berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalaku.

Doojoon oppa membawaku ke tempat-tempat yg biasa dikunjungi oleh pasangan kekasih.

"Kau pernah kesini?" tanyanya saat kami mengunjungi cafe es krim yg lumayan ramai. Seperti yg ku bilang tadi, kebanyakan pengunjungnya pasangan kekasih.

"Aniyo." ujarku sambil menikmati es krim vanilla-ku.

"Aku juga. Cukup malu bagiku untuk pergi ke tempat-tempat seperti ini sendirian." ujarnya.

"Oppa tidak pernah pacaran?" tanyaku.

"Aniyo." ujarnya sambil tersenyum.

"Aku juga." ujarku. Kami berdua tersenyum.

"Anggap saja kali ini kita sedang berkencan. Kita akan pergi ke tempat2 yg tidak pernah kita kunjungi." ujarnya.

"Ye." ujarku.

Doojoon oppa orang yg romantis, dia membelikan aku boneka kelinci berwarna cokelat muda. Memang kelihatannya sedikit kekanak-kanakan, tapi menurutku itu hal yg manis.

Kami duduk di sebuah cafe sebelum pulang.

"Soo Hye-ah, aku minta maaf atas kelakuan adikku. Pasti dia sangat merepotkanmu belakangan ini."

"Gwaenchana oppa."

"Ayo kita makan dulu sebelum pulang." ujarnya.

Aku mengangguk.

"Oppa, gomawo karna sudah mengajakku pergi hari ini. Yeoja yg akan menjadi yeojachingu oppa pasti sangat bahagia punya seorang namjachingu seperti oppa."

"Jongmal? Apa itu sebuah pujian?"

"Ya! Doojoon oppa, apa aku terlihat sedang mengejekmu?" tanyaku.

"Hahaha, aniyo. Aku pikir akan lebih menyenangkan kalau kau pergi dengan Gi Kwang."

Aku terdiam.

___
Aku berbaring di kasurku. Mataku belum juga terpejam. Ponselku berdering.

"Mwo?" tanyaku begitu aku tau Gi Kwang yg menelepon.

"Ya! Kenapa kau jadi segalak ini? Apa karna aku tidak jadi mengajakmu tadi siang?"

"Menurutmu?"

"Sepertinya itu alasan yg cukup kuat."

"Kalau begitu kenapa tanya lagi? Tidurlah. Aku sudah terlalu ngantuk, aku mau tidur."

"Gotjima. Kalau kau sudah terlalu ngantuk kau tidak mungkin mengangkat ponselmu."

"Suaranya sangat berisik terpaksa aku mengangkatnya."

"Ya! Masih mau menyangkal lagi? Aku tau nada deringmu itu seperti apa, jadi mana mungkin berisik."

"Ya sudah, ya sudah. Apa yg ingin kau katakan?" tanyaku.

"Aku putus dengan Ji Eun." ujarnya.

Aku hanya terdiam. Menghela nafas.

"Soo Hye-ah, kau tidak tanya mengapa?"

"Untuk apa. Alasannya sudah jelaskan. Kalian sudah merasa bosan dan memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri." ujarku. Aku hampir menangis. Aku menyesal mengatakan ini. Walaupun sebenarnya di dalam hatiku aku sangat kecewa karna setelah semua yg ku lewati karna hubungan mereka, mudah saja bagi mereka untuk berpisah.

"Mianhae. Sepertinya kau sangat lelah, istirahatlah." lalu dia mematikan ponselnya.

Aku benar-benar menangis. Kenapa dia tidak mengerti perasaanku sedikit saja?

___
Paginya aku cepat-cepat ke rumah Gi Kwang untuk minta maaf. Bagaimanapun aku yg salah. Dia semalam sedang ada masalah, tapi aku malah membuatnya semakin menderita karna perkataanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan coment anda ^^