Tiba-tiba aku merasa sangat bersalah. Di musim dingin ini, yeoja itu tidak merasa tidur dengan nyaman karna aku.
_AYUMI POV
Sudah lima hari Cheon Doong oppa tinggal di apartemen kecilku. Aku benar-benar bingung saat tau uangku menipis begitu juga tabunganku yg aku gunakan untuk membeli keperluan Cheon Doong oppa dan biaya makan kami berdua. Tapi aku tetap berusaha memasang tampang bahwa keadaan baik-baik saja jadi dia tidak perlu memikirkan semuanya.
Di hari libur ini, ku ajak Cheon Doong oppa jalan-jalan menjelang siang hari. Dia menggunakan kruk penyangga kaki yg aku beli. Dia kelihatan senang saat bisa menghirup udara di luar.
"Apa ada berita tentang keluargaku?" tanyanya.
Aku menggeleng.
"Tentu saja. Mereka semua sibuk dan tidak mempedulikanku." dia tersenyum sendiri. Aku hanya menatapnya tanpa tau harus bicara apa.
"Bagaimana dengan sekolah kita?"
"Tidak ada yg berubah." ujarku.
_CHEON DOONG POV
Saat kami duduk di bangku depan apartemennya, aku menyadari sisi lain dari dirinya. Dia terlihat sangat dingin, kehilangan senyum dan membunuh rasa gugupnya dengan membaca buku yg di bawanya. Aku tidak melihat senyum hangat dan tulus yg diberikannya untuk namja itu.
"Butuh sesuatu?" tanyanya tiba-tiba menoleh ke arahku.
"Aku haus." ujarku menutupi rasa kagetku.
"Akan aku ambilkan teh hangat." ujarnya lalu masuk ke apartemennya.
Tak lama dia datang sambil membawa secangkir teh untukku, kemudian dia duduk dan kembali melanjutkan bacaannya.
Dia hanya bicara seperlunya. Apa dia benar-benar menyukaiku? Apa dia akan membenciku setelah aku menyuruhnya untuk melupakanku?
_AYUMI POV
Dia meletakkan cangkir teh itu di atas meja taman dengan tangan kanannya yg mulai membaik. Aku kaget saat dia meletakkan kepalanya di bahuku.
"Aku merasa sangat lelah." ujarnya sambil memejamkan matanya.
Air mataku keluar perlahan. Apa ini? Apa yg kau lakukan? Disaat aku mati-matian berusaha membunuh perasaanku padamu, kau melakukan semua ini padaku. Sebenarnya apa yg kau inginkan? Aku menghapus airmataku.
_MIR POV
Hari ini aku ingin sekali mengajak Ayumi ke restoran lezat favoritku. Ah, mungkin dia tidak sempat makan enak karna selama ini dia sibuk mengurus namja itu. Aku tersenyum cerah. Aku turun dari mobil dan berjalan ke arah apartemennya. Tapi aku kaget saat melihat mereka berdua duduk di depan apartemen. Ayumi sedang membaca sebuah buku sedangkan namja itu tidur di pundaknya. Aku mengurungkan niatku untuk mengajaknya pergi. Mungkin mereka saling menyukai, jadi seandainya aku mengajak Ayumi keluar, tentu dia akan menolak. Aku berbalik kembali menuju mobilku dan pergi. Tidak apa. Mungkin aku bisa mendapat seseorang yg lebih baik dari Ayumi.
_AYUMI POV
Cheon Doong oppa mengajakku masuk begitu udara semakin dingin.
Aku membantunya menaiki tangga.
"Aku ingin duduk di lantai." ujarnya.
"Disini dingin sekali. Lebih baik oppa berbaring saja." ujarku.
"Tidak apa-apa." ujarnya. Aku lalu membentangkan karpet dan membantunya duduk.
"Akan ku masakkan mie." ujarku.
_CHEON DOONG POV
Dia membawakan 2 mangkuk mie dari dapur. Aromanya benar-benar lezat.
"Ini pasti lezat sekali." ujarku. Dia hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku mengambil sumpitku dan dia mulai menikmati mienya. Aku menarik mangkuknya dan menuangkan isinya ke mangkukku.
"Oppa pasti lapar sekali. Akan aku masakkan lagi." ujarnya sambil beranjak ke dapur. Aku menarik tangannya.
"Tidak usah. Kita nikmati berdua saja." ujarku. Dia menatapku bingung.
"Kita nikmati berdua saja mie ini. Tidak perlu dua mangkuk supaya lebih adil." ujarku. Dia mengangguk seperti orang bodoh. Kami lalu menikmatinya berdua.
_AYUMI POV
Sebenarnya aku merasa sangat gugup atas apa yg dilakukannya.
Aku tidak berani menatapnya dan hanya bisa menunduk sambil memakan mieku. Saat mie-nya habis dan hanya tinggal kuahnya, dia menyeruput kuah mie itu dari pinggiran mangkuk. Dia menyuruhku melakukan hal yg sama. Aku terpaksa melakukannya dengan risih.
_MIR POV
Aku mencegat Ayumi yg memasuki gerbang sekolah.
"Apa kau punya waktu nanti?" tanyaku.
"Ada apa oppa? Oppa memerlukan sesuatu?" tanyanya.
"Ah, aniyo."
"Aku perlu menjual buku koleksiku. Mungkin aku tidak bisa membantu oppa."
"Buku koleksi? Kenapa kau ingin menjualnya?" tanyaku.
"Aku membutuhkan uang." ujarnya.
"Apa namja itu tidak memberimu uang?" tanyaku agak sedikit kesal.
"Bukan begitu. Dia menyuruhku untuk menggunakan credit card-nya. Tapi aku menolak. Selama dia masih tinggal di tempatku akulah yg bertanggung jawab untuk semuanya." ujarnya.
"Aku akan membantumu mencari orang untuk membelinya." ujarku.
"Ye oppa. Gomawo." ujarnya.
_AYUMI POV
Sudah lima hari Cheon Doong oppa tinggal di apartemen kecilku. Aku benar-benar bingung saat tau uangku menipis begitu juga tabunganku yg aku gunakan untuk membeli keperluan Cheon Doong oppa dan biaya makan kami berdua. Tapi aku tetap berusaha memasang tampang bahwa keadaan baik-baik saja jadi dia tidak perlu memikirkan semuanya.
Di hari libur ini, ku ajak Cheon Doong oppa jalan-jalan menjelang siang hari. Dia menggunakan kruk penyangga kaki yg aku beli. Dia kelihatan senang saat bisa menghirup udara di luar.
"Apa ada berita tentang keluargaku?" tanyanya.
Aku menggeleng.
"Tentu saja. Mereka semua sibuk dan tidak mempedulikanku." dia tersenyum sendiri. Aku hanya menatapnya tanpa tau harus bicara apa.
"Bagaimana dengan sekolah kita?"
"Tidak ada yg berubah." ujarku.
_CHEON DOONG POV
Saat kami duduk di bangku depan apartemennya, aku menyadari sisi lain dari dirinya. Dia terlihat sangat dingin, kehilangan senyum dan membunuh rasa gugupnya dengan membaca buku yg di bawanya. Aku tidak melihat senyum hangat dan tulus yg diberikannya untuk namja itu.
"Butuh sesuatu?" tanyanya tiba-tiba menoleh ke arahku.
"Aku haus." ujarku menutupi rasa kagetku.
"Akan aku ambilkan teh hangat." ujarnya lalu masuk ke apartemennya.
Tak lama dia datang sambil membawa secangkir teh untukku, kemudian dia duduk dan kembali melanjutkan bacaannya.
Dia hanya bicara seperlunya. Apa dia benar-benar menyukaiku? Apa dia akan membenciku setelah aku menyuruhnya untuk melupakanku?
_AYUMI POV
Dia meletakkan cangkir teh itu di atas meja taman dengan tangan kanannya yg mulai membaik. Aku kaget saat dia meletakkan kepalanya di bahuku.
"Aku merasa sangat lelah." ujarnya sambil memejamkan matanya.
Air mataku keluar perlahan. Apa ini? Apa yg kau lakukan? Disaat aku mati-matian berusaha membunuh perasaanku padamu, kau melakukan semua ini padaku. Sebenarnya apa yg kau inginkan? Aku menghapus airmataku.
_MIR POV
Hari ini aku ingin sekali mengajak Ayumi ke restoran lezat favoritku. Ah, mungkin dia tidak sempat makan enak karna selama ini dia sibuk mengurus namja itu. Aku tersenyum cerah. Aku turun dari mobil dan berjalan ke arah apartemennya. Tapi aku kaget saat melihat mereka berdua duduk di depan apartemen. Ayumi sedang membaca sebuah buku sedangkan namja itu tidur di pundaknya. Aku mengurungkan niatku untuk mengajaknya pergi. Mungkin mereka saling menyukai, jadi seandainya aku mengajak Ayumi keluar, tentu dia akan menolak. Aku berbalik kembali menuju mobilku dan pergi. Tidak apa. Mungkin aku bisa mendapat seseorang yg lebih baik dari Ayumi.
_AYUMI POV
Cheon Doong oppa mengajakku masuk begitu udara semakin dingin.
Aku membantunya menaiki tangga.
"Aku ingin duduk di lantai." ujarnya.
"Disini dingin sekali. Lebih baik oppa berbaring saja." ujarku.
"Tidak apa-apa." ujarnya. Aku lalu membentangkan karpet dan membantunya duduk.
"Akan ku masakkan mie." ujarku.
_CHEON DOONG POV
Dia membawakan 2 mangkuk mie dari dapur. Aromanya benar-benar lezat.
"Ini pasti lezat sekali." ujarku. Dia hanya memandangku tanpa ekspresi. Aku mengambil sumpitku dan dia mulai menikmati mienya. Aku menarik mangkuknya dan menuangkan isinya ke mangkukku.
"Oppa pasti lapar sekali. Akan aku masakkan lagi." ujarnya sambil beranjak ke dapur. Aku menarik tangannya.
"Tidak usah. Kita nikmati berdua saja." ujarku. Dia menatapku bingung.
"Kita nikmati berdua saja mie ini. Tidak perlu dua mangkuk supaya lebih adil." ujarku. Dia mengangguk seperti orang bodoh. Kami lalu menikmatinya berdua.
_AYUMI POV
Sebenarnya aku merasa sangat gugup atas apa yg dilakukannya.
Aku tidak berani menatapnya dan hanya bisa menunduk sambil memakan mieku. Saat mie-nya habis dan hanya tinggal kuahnya, dia menyeruput kuah mie itu dari pinggiran mangkuk. Dia menyuruhku melakukan hal yg sama. Aku terpaksa melakukannya dengan risih.
_MIR POV
Aku mencegat Ayumi yg memasuki gerbang sekolah.
"Apa kau punya waktu nanti?" tanyaku.
"Ada apa oppa? Oppa memerlukan sesuatu?" tanyanya.
"Ah, aniyo."
"Aku perlu menjual buku koleksiku. Mungkin aku tidak bisa membantu oppa."
"Buku koleksi? Kenapa kau ingin menjualnya?" tanyaku.
"Aku membutuhkan uang." ujarnya.
"Apa namja itu tidak memberimu uang?" tanyaku agak sedikit kesal.
"Bukan begitu. Dia menyuruhku untuk menggunakan credit card-nya. Tapi aku menolak. Selama dia masih tinggal di tempatku akulah yg bertanggung jawab untuk semuanya." ujarnya.
"Aku akan membantumu mencari orang untuk membelinya." ujarku.
"Ye oppa. Gomawo." ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan coment anda ^^