_CHEON DOONG POV
Aku memeriksa ponsel Ayumi yg sama sekali tidak pernah ku sentuh. Aku membuka album foto-nya. Ah, dia manis sekali dengan kucingnya. Kucingnya? Dimana dia meletakkan kucingnya? Aku kemudian membuka sebuah folder dengan judul 'must forget him'. Aku terkejut. Folder itu berisi semua foto-fotoku yg diambilnya secara diam-diam. Aku teringat dimana dia mengatakan kalau dia menyukaiku dan aku menolaknya dengan kata-kata yg menyakitkan.
Ayumi pulang. Dia melepaskan sarung tangannya dan mengusap-tangannya.
Dia tidak pernah menyapaku sedikit pun. Seperti biasanya dia langsung ke toilet mengganti pakaiannya kemudian menyiapkan makan malam.
"Ingin duduk di bawah lagi?" tanyanya.
Aku mengangguk. Dia membentangkan karpet kemudian membantuku duduk di bawah. Dia membawa makanan dari dapur.
"Aku tidak pernah melihat kucingmu. Kau letakkan dimana?" tanyaku sambil menikmati makan malam.
_AYUMI POV
Aku menatapnya. Bukankah dia tidak menyukainya? Kenapa tanya lagi?
"Aku.. Aku menitipkannya pada temanku." ujarku akhirnya.
"Benarkah? Aku pikir itu kucing yg sangat manis. Iya kan Dadoong." ujarnya. Dadoong bersuara lembut.
Aku menatapnya nanar. Kenapa dia bilang tidak menyukainya saat aku membawanya waktu itu?
"Aku akan membawanya kembali." ujarku.
"Jongmal? Dadoong, kau akan punya Nuna." ujarnya sambil mengelus kepala Dadoong.
Aku membereskan piring kotor dan memberi makan Dadoong.
"Apa tidak ada yg mencariku?" tanyanya.
"Setiap hari ada seorang yeoja yg menanyakan ke kelas oppa, apakah oppa sudah datang. Begitu tau oppa tidak ada dia akan pulang sambil menangis." ujarku.
"Dia nunaku. Dia pasti merasa sangat kehilangan." Cheon Doong oppa terlihat sedih.
"Oppa tidak ingin menghubunginya?" tanyaku.
"Mungkin tidak sekarang." ujarnya sambil tersenyum. Aku sempat terpana dengan senyumnya.
_MIR POV
Aku menemui Ayumi di kantin dan mengobrol berdua.
"Ayumi-ssi, pasti sangat melelahkan merawat namja itu. Apa kau tidak ingin keluar bersamaku untuk menghilangkan rasa penatmu?" tanyaku. Dia menatapku bingung.
"Keluar?"
"Seperti kencan. Ah, ini terlalu mendadak. Tapi aku benar-benar sangat menyukaimu. Aku bingung apa yg harus kulakukan untuk mengatasinya. Bagaimana pun juga aku ingin kau tau perasaanku yg sebenarnya. Saat aku bersamamu aku merasa sangat nyaman. Jadi maukah kau keluar satu hari bersamaku? Aku tidak bisa memaksamu. Tapi aku berharap kita bisa meluangkan waktu untuk kencan." ujarku.
Dia terlihat bingung dengan kata-kata aneh-ku yg ku ucapkan barusan. Tapi akhirnya dia tersenyum dengan manis.
"Baiklah. Kita pergi. Apa oppa sudah mengatur waktunya?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Akhir minggu ini. Kau setuju?"
Gantian dia yg mengangguk.
"Aku akan mempersiapkannya." ujarnya.
_AYUMI POV
Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke tempat dokter hewan dimana aku menitipkan kucingku disana.
"Dia sangat menggemaskan. Kenapa kau secepat ini mengambilnya?" tanya ahjussi pemilik klinik hewan itu.
"Aku takut merepotkan ahjussi. Aku juga sudah sangat merindukannya." ujarku. Aku mengelus ichigo.
"Kapan-kapan kalau kau ingin menitipnya, titipkan saja padaku." ujar Ahjussi.
"Ne Ahjussi. Gamsahamnida. Aku harus pergi sekarang. Kapan-kapan aku akan mampir." ujarku.
Aku tiba di rumah dan melihat Cheon Doong oppa duduk di depan komputer-ku sedang memainkan game.
"Ah, mianhae, aku merasa kesepian." ujarnya saat melihatku.
"Gwaenchana." ujarku. Aku meletakkan Ichigo di dekat Dadoong. Tidak ada reaksi. Mereka samasekali tidak bergeming.
"Ini Ichigo?" tanya Cheon Doong oppa.
"Ne oppa." ujarku. Aku segera menyiapkan makan malam.
"Dadoong-ah, kenalkan ini Ichigo. Dia nuna barumu. Kau harus baik padanya. Aratci?"
_MIR POV
Akhirnya hari ini tiba juga. Aku menunggunya di halte bus dekat apartemennya. Dia datang dengan senyum cerah. Rambutnya di gulung seperti biasanya. Setelah ku pikir-pikir dia tidak pernah membuka gulungan rambutnya. Ayumi memakai mantel panjang berwarna cokelat tua yg terlihat sangat manis.
"Aku datang." ujarnya tanpa kehilangan senyumnya yg manis.
"Ayo kita pergi." ajakku. Aku menggenggam tangannya.
"Kita mau kemana oppa?" tanyanya.
"Kau ingin kemana? Aku akan membawa kemana pun yg kau mau." ujarku. Dia menatapku tak percaya.
_CHEON DOONG POV
Aku berlatih berjalan dengan kruk-ku. Ini terasa sakit juga. Aku teringat kejadian saat itu. Kenapa mereka begitu kejam memukuliku dengan tongkat besi hanya karna seorang yeoja? Merebut pacarnya? Hhh, yg benar saja. Aku samasekali tidak tahu yeoja mana yg mereka sebut sebagai pacar. Pukulan itu lumayan juga membuat tulang kakiku sulit berjalan seperti ini. Ini sudah seminggu.
Aku memeriksa ponsel Ayumi yg sama sekali tidak pernah ku sentuh. Aku membuka album foto-nya. Ah, dia manis sekali dengan kucingnya. Kucingnya? Dimana dia meletakkan kucingnya? Aku kemudian membuka sebuah folder dengan judul 'must forget him'. Aku terkejut. Folder itu berisi semua foto-fotoku yg diambilnya secara diam-diam. Aku teringat dimana dia mengatakan kalau dia menyukaiku dan aku menolaknya dengan kata-kata yg menyakitkan.
Ayumi pulang. Dia melepaskan sarung tangannya dan mengusap-tangannya.
Dia tidak pernah menyapaku sedikit pun. Seperti biasanya dia langsung ke toilet mengganti pakaiannya kemudian menyiapkan makan malam.
"Ingin duduk di bawah lagi?" tanyanya.
Aku mengangguk. Dia membentangkan karpet kemudian membantuku duduk di bawah. Dia membawa makanan dari dapur.
"Aku tidak pernah melihat kucingmu. Kau letakkan dimana?" tanyaku sambil menikmati makan malam.
_AYUMI POV
Aku menatapnya. Bukankah dia tidak menyukainya? Kenapa tanya lagi?
"Aku.. Aku menitipkannya pada temanku." ujarku akhirnya.
"Benarkah? Aku pikir itu kucing yg sangat manis. Iya kan Dadoong." ujarnya. Dadoong bersuara lembut.
Aku menatapnya nanar. Kenapa dia bilang tidak menyukainya saat aku membawanya waktu itu?
"Aku akan membawanya kembali." ujarku.
"Jongmal? Dadoong, kau akan punya Nuna." ujarnya sambil mengelus kepala Dadoong.
Aku membereskan piring kotor dan memberi makan Dadoong.
"Apa tidak ada yg mencariku?" tanyanya.
"Setiap hari ada seorang yeoja yg menanyakan ke kelas oppa, apakah oppa sudah datang. Begitu tau oppa tidak ada dia akan pulang sambil menangis." ujarku.
"Dia nunaku. Dia pasti merasa sangat kehilangan." Cheon Doong oppa terlihat sedih.
"Oppa tidak ingin menghubunginya?" tanyaku.
"Mungkin tidak sekarang." ujarnya sambil tersenyum. Aku sempat terpana dengan senyumnya.
_MIR POV
Aku menemui Ayumi di kantin dan mengobrol berdua.
"Ayumi-ssi, pasti sangat melelahkan merawat namja itu. Apa kau tidak ingin keluar bersamaku untuk menghilangkan rasa penatmu?" tanyaku. Dia menatapku bingung.
"Keluar?"
"Seperti kencan. Ah, ini terlalu mendadak. Tapi aku benar-benar sangat menyukaimu. Aku bingung apa yg harus kulakukan untuk mengatasinya. Bagaimana pun juga aku ingin kau tau perasaanku yg sebenarnya. Saat aku bersamamu aku merasa sangat nyaman. Jadi maukah kau keluar satu hari bersamaku? Aku tidak bisa memaksamu. Tapi aku berharap kita bisa meluangkan waktu untuk kencan." ujarku.
Dia terlihat bingung dengan kata-kata aneh-ku yg ku ucapkan barusan. Tapi akhirnya dia tersenyum dengan manis.
"Baiklah. Kita pergi. Apa oppa sudah mengatur waktunya?" tanyanya.
Aku mengangguk.
"Akhir minggu ini. Kau setuju?"
Gantian dia yg mengangguk.
"Aku akan mempersiapkannya." ujarnya.
_AYUMI POV
Sebelum pulang ke rumah aku mampir ke tempat dokter hewan dimana aku menitipkan kucingku disana.
"Dia sangat menggemaskan. Kenapa kau secepat ini mengambilnya?" tanya ahjussi pemilik klinik hewan itu.
"Aku takut merepotkan ahjussi. Aku juga sudah sangat merindukannya." ujarku. Aku mengelus ichigo.
"Kapan-kapan kalau kau ingin menitipnya, titipkan saja padaku." ujar Ahjussi.
"Ne Ahjussi. Gamsahamnida. Aku harus pergi sekarang. Kapan-kapan aku akan mampir." ujarku.
Aku tiba di rumah dan melihat Cheon Doong oppa duduk di depan komputer-ku sedang memainkan game.
"Ah, mianhae, aku merasa kesepian." ujarnya saat melihatku.
"Gwaenchana." ujarku. Aku meletakkan Ichigo di dekat Dadoong. Tidak ada reaksi. Mereka samasekali tidak bergeming.
"Ini Ichigo?" tanya Cheon Doong oppa.
"Ne oppa." ujarku. Aku segera menyiapkan makan malam.
"Dadoong-ah, kenalkan ini Ichigo. Dia nuna barumu. Kau harus baik padanya. Aratci?"
_MIR POV
Akhirnya hari ini tiba juga. Aku menunggunya di halte bus dekat apartemennya. Dia datang dengan senyum cerah. Rambutnya di gulung seperti biasanya. Setelah ku pikir-pikir dia tidak pernah membuka gulungan rambutnya. Ayumi memakai mantel panjang berwarna cokelat tua yg terlihat sangat manis.
"Aku datang." ujarnya tanpa kehilangan senyumnya yg manis.
"Ayo kita pergi." ajakku. Aku menggenggam tangannya.
"Kita mau kemana oppa?" tanyanya.
"Kau ingin kemana? Aku akan membawa kemana pun yg kau mau." ujarku. Dia menatapku tak percaya.
_CHEON DOONG POV
Aku berlatih berjalan dengan kruk-ku. Ini terasa sakit juga. Aku teringat kejadian saat itu. Kenapa mereka begitu kejam memukuliku dengan tongkat besi hanya karna seorang yeoja? Merebut pacarnya? Hhh, yg benar saja. Aku samasekali tidak tahu yeoja mana yg mereka sebut sebagai pacar. Pukulan itu lumayan juga membuat tulang kakiku sulit berjalan seperti ini. Ini sudah seminggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan coment anda ^^