"Aniyo. Akhir-akhir ini nomornya sulit di hubungi. Nanti kalau ada kabar tentangnya aku akan menemuimu." ujar Hong Ki oppa.
"Ye. Aku pergi dulu. Gamsahamnida." pamitku.
"Sampai jumpa." ujarnya.
Aku melangkah gontai di sepanjang jalan menuju rumahku. Apakah aku harus kehilangan orang-orang yang aku sayangi?
____
Sebulan berlalu. Aku menjalani semuanya sendirian. Kuliahku terbengkalai karna aku jarang masuk dan lebih mementingkan pekerjaanku.
Kudengar dari Seung Ho, Joong Ki oppa dan teman seangkatannya wisuda beberapa hari yg lalu. Hari ini, aku berjalan-jalan di sepanjang kota Seoul untuk mencari barang yg bagus untuk orang yg sangat aku cintai, Joong Ki oppa. Sebuah kamera terbaru berwarna putih menjadi pilihanku. Mungkin di LA nanti oppa bisa memotret banyak objek yg indah. Aku membungkusnya rapi dengan kertas kado berwarna biru muda.
Aku mengetuk pintu rumahnya. Tidak ada jawaban.
Seorang ahjuma keluar.
"Anyeong haseo, apa Joong Ki-ssi ada?" tanyaku.
"Dia sudah pergi ke bandara."
aku terkejut dan buru-buru permisi, langsung menuju bandara.
Aku menuju ruang tunggu. Tapi orang yg ku cari tidak ada. Aku menangis. Jadi semuanya berakhir seperti ini. Aku bahkan tidak bisa melihat wajah orang yg sangat aku cintai untuk terakhir kalinya. Aku terisak.
"Apa kau akan terus seperti ini?" seseorang berdiri di belakangku. Aku menoleh.
"Joong ki Oppa..."
"Apa yg telah kau lakukan? Aku jelas-jelas menyakiti hatimu. Bahkan sampai saat ini aku belum bisa memaafkan diriku atas kesalahanku padamu. Tapi kenapa kau terus-terusan mencariku. Aku bahkan tidak bisa menjaga cintaku dengan benar. Membuatmu bahagia saja aku tidak mampu. Jadi apalagi yg kau harapkan dari orang seperti aku? Apa kau tidak bisa membenciku?" tanyanya dengan mata berkaca-kaca.
Aku terisak. Aku memberikan kado itu sambil menunduk.
"Tolong terima ini. Jaga dirimu baik-baik oppa dan selalu gembira. Aku akan selalu mencintaimu." ujarku sambil menangis sedih. Dia juga ikut menangis, mengambil hadiahnya dan memelukku erat.
"Apa kau benar-benar mencintaiku?" tanyanya. Aku mengangguk.
"Apa kau akan menjaga cintamu sampai aku kembali?"
aku melepas pelukannya.
"Oppa tidak pergi selamanya?" tanyaku.
Dia menggeleng.
"Aku akan kembali lagi ke Korea sampai study-ku selesai. Mau berjanji padaku?" tanyanya sambil menunjukkan kelingking kanannya.
Kami saling mengaitkan kelingking.
"Aku berjanji akan menunggu dan menjaga cintaku hanya untuk oppa seorang." ujarku.
"Aku berangkat. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan sering meneleponmu." ujarnya. Aku mengangguk sedih sambil menghapus airmataku.
____
Aku melangkah gontai menuju rumahku sepulang dari bandara.
"Hyak! Apa seperti itu wajahmu setelah sudah lama tidak bertemu oppa-mu ini?"
aku menatap ke depan rumahku.
"Oppa.." aku menatap Heechul oppa tidak percaya.
"Mwo? Apa kau tidak merindukanku?"
aku memukul lengannya pelan.
"Oppa, kenapa kau membuatku khawatir? Kau tidak pernah mengangkat ponselmu saat aku hubungi. Dan kenapa kau tidak memberitahuku kau ada dimana?"
"Aku ada disini sekarang. Apalagi yg kau inginkan?"
"Hong Ki oppa bilang kalau oppa pergi ke Taiwan selama 3 bulan. Apa itu benar?"
"3 bulan apanya? Aku cuma pergi 1 bulan. Aish, anak itu kenapa suka berbuat seenaknya?"
"Ayo kita masuk. Aku akan buatkan masakan yg enak buatnya."
"Sudah seharusnya begitu." ujarnya sambil terkekeh.
____
Aku masuk kuliah lagi. Seung Ho menyambutku dengan gembira.
"Nuna, ah, rasanya sudah lama tidak bertemu. Kau masuk kuliah lagi?"
"Ada apa denganmu? Jangan berlebihan seperti itu. Aku setiap hari melihatmu di balkon depan kamarmu. Dan aku juga tidak sebulan penuh tidak kuliah."
"Hyak! Nuna kenapa kau jadi sesensitif Heechul hyung?"
"Aku kan adiknya."
"Bagaimana hubunganmu dengan Joong Ki-ssi?"
"Kami memperbaiki hubungan kami kembali. Sesekali dia menghubungiku."
"Benarkah? Bukannya dia sudah menyakitimu?"
"Itu bukan keinginannya, jadi dia tidak punya kesalahan apapun."
"Kenapa kau tidak pacaran saja denganku. Aku lebih baik darinya."
"Apa yg kau katakan?"
"Kau pasti lebih terjamin bahagia denganku."
"Hyak! Aku hanya mencintai Joong Ki oppa."
"Kita selingkuh saja."
"Lupakan kekonyolanmu itu."
"Mohon di pertimbangkan Nuna."
"Pergilah. Kau membuatku gila."
"Nuna..."
"Kau tidak bisa membeli cintaku dengan rengekanmu itu."
Seung Ho masih terus memohon di sampingku. Aku tersenyum. Joong Ki oppa, aku bahkan telah menolak Seung Ho. Aku benar-benar menjaga cintaku kan?
_THE END_
Fuwh, akhirnya selesai juga. Gomawo ea buat yg udah baca. Moga harimu menyenangkan ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan coment anda ^^